1000 Hari Pertama yang Penuh Kesan (Bag. 2)

Setelah selama 39 minggu merasakan berbagai perubahan lahir dan batin, sekarang saya memasuki masa yang baru: menjadi seorang ibu. Benar kata orang, jadi ibu itu tidak mudah. Saya juga tidak bisa berkiblat pada ibu-ibu lain (termasuk mama, mertua, tante, kakak-kakak ipar saya) dalam mengurus anak. Pasalnya, tiap anak kan beda-beda wataknya. Misalnya saja, saya tidak wajib bisa memakaikan bedong. Karena Kiara tidak suka dibedong, bahkan sejak dia baru lahir.

Lanjutkan membaca

1000 Hari Pertama yang Penuh Kesan (Bag. 1)

Sebentar lagi Kiara ultah kedua. Banyak hal yang harus saya siapkan untuk beribu-ribu hari berikutnya (panjang umur ya, Nak!). Tapi saya tidak mau keburu-buru bertindak untuk hari esok. Menyambut ultah Kiara yang kurang dari tiga minggu lagi, saya malah ingin bernostalgia dengan 1000 hari yang sudah saya lalui bersamanya. Sejak Kiara masih di dalam perut sampai sudah bisa joget-joget seperti sekarang. Kalau saya hitung persisnya, mungkin 1000 hari lebih.

Lanjutkan membaca

Mudik

Bagaimana rasanya mudik?

Satu pertanyaan yang dulu saya ajukan bukan pada siapa-siapa. Hanya menjadi bahan pemikiran sendiri tanpa pernah mengalaminya. Setiap menjelang lebaran, saat sekolah atau kuliah mulai libur dan saya disibukkan dengan kegiatan membuat kue bersama mama, saya selalu heran, gimana rasanya mudik?

Lanjutkan membaca