
Hai, Hujan!
Bagaimana kabarmu?
Selama bulan-bulan kemarin, saat matahari begitu terik,
aku selalu membayangkan hari ini
Hari ketika petrichor mengabarkan kedatanganmu
Bisakah kaubayangkan,
bagaimana perasaanku akan berjumpa denganmu?
Hai, Hujan!
Bagaimana kabarmu?
Selama bulan-bulan kemarin, saat matahari begitu terik,
aku selalu membayangkan hari ini
Hari ketika petrichor mengabarkan kedatanganmu
Bisakah kaubayangkan,
bagaimana perasaanku akan berjumpa denganmu?
Ada kacamata berbingkai hitam tipis di atas meja
Entah milik siapa
Sudah setengah jam aku duduk di ruangan ini
Tidak seorang pun mengambil kacamata itu
Semua orang sibuk memperhatikan layar ponsel masing-masing
Semuanya tidak memakai kacamata dan tidak ada yang peduli dengan kacamata di atas meja
Kecuali aku yang bosan menatap gawai hingga kedua mataku akhirnya tertuju pada kacamata di atas meja itu
Continue reading KacamataAku tak pernah menyerah memotret hujan. Selalu kucari cara untuk bisa memiliki fotonya. Kemarau panjang kadang menghantam tanpa ampun. Banyak bunga yang mati karena layu.
Continue reading Memotret Hujan (2)Berulang kali kucoba memotret hujan. Tapi hujan tak mau dipotret. Setiap kali melihat kameraku, ia panik. Hujan turun cepat-cepat, bersembunyi di pohon, masuk ke dalam tanah, mengalir di sungai hingga samudera. Aku tak mampu mengejarnya.
Sering aku memanggil hujan, berharap ia muncul di hadapan kameraku dan berpose bak model. Dasar sombong! Hujan selalu menghindar. Dipanggilnya kilat dan petir agar aku tak mengganggunya.
Aku tak berani berbuat nekat. Kulari masuk rumah dan membiarkan hujan bermain-main di alam bersama angin.
Aku baru bisa memotret hujan ketika ia berbaring kelelahan di atas tanah. Hujan tak berkutik. Ia tak berdaya menampik kameraku. Sinar hangat matahari menguapkan keangkuhannya.
#1: Bintang Jatuh
bintang ingin bertandang
ke rumahmu
tapi rumahmu kejauhan
bintang kecapekan di jalan
jadi ia jatuh di kamarku
tidak mengapa
besok kuantar bintang
ke rumahmu
Papa suka rumput. Dulu setiap hari papa bermain dengan rumput. Tanpa rumput, papa cuma akan berbaring di kasur. Atau menonton teve sampai matanya berkunang-kunang.
Papa sayang sekali pada rumput dan tidak suka kalau mereka gondrong. Karena itu papa selalu memotong rumput sampai rapi, seperti memotong rambut anaknya yang lelaki.
Sekarang papa tidak lagi bermain dengan rumput. Tidak juga berbaring di kasur atau menonton teve sampai matanya berkunang-kunang. Papa sekarang ada di langit. Saban pagi dan sore papa suka menyiram halaman rumah sampai rumput tumbuh setinggi lutut. Continue reading Rumput buat Papa
Pada launching Salamatahari #2-nya Sundea, ada yang membawa balon. Kalau tidak salah, jumlahnya tiga. Warnanya saya lupa apa saja. Karena saya sendiri sebetulnya kurang memperhatikan keberadaan balon-balon itu.
Tahu-tahu ketika sedang mengkhusyukki acara…
DAR!!!
Salah satu balon meletus!
Kumpulan cerpen saya, Bukan Manusia, berisi 10 cerpen dengan tokoh-tokoh yang bukan manusia. Tidak berarti saya bercerita tentang hantu. “Bukan manusia” yang saya maksud di sini adalah benda-benda mati di sekeliling kita.
Ketika SMA, saya suka video klip Blur, Coffee and TV. Di video itu terdapat tokoh Milky, sebuah susu kotak yang mencari majikannya yang kabur dari rumah. Di kemudian hari, Milky menginspirasi saya dan teman-teman saya dalam membuat prakarya untuk tugas sekolah. Continue reading Tentang Bukan Manusia
Cerita tentang manusia? Biasa. Cerita tentang yang bukan manusia? Tidak biasa.
Ini 10 cerpen karya saya tentang segala sesuatu yang bukan manusia. Batu, sandal jepit, bungkus permen, uang, tas, dan masih banyak lagi. Tahu Toy Story kan? Atau video klip Blur yang Coffee & TV? Ya, cerpen-cerpen saya kurang lebih seperti itu.
Bagi yang suka membaca cerita-cerita bertokoh manusia, atau bagi yang sudah membaca Satin Merah, mungkin akan syok membaca kumpulan cerpen ini. Karena buku ini sangat lain dengan novel tersebut.
Tapi, percayalah, semua cerita dalam buku ini akan membuat kamu memiliki persepsi lain tentang benda-benda di sekelilingmu. Jangan meremehkan mereka. Karena bisa jadi mereka memiliki pengalaman dan cerita yang lebih seru dari kamu.
Ayo, jelajahi dunia bukan manusia bersama Bukan Manusia!
Bahagia itu seperti hujan dan matahari yang bekerja sama membentangkan pelangi, yang bisa membawaku pada alam khayalan.
Continue reading BahagiaTepat hari Senin kemarin, menjelang sore ketika sedang menunggu anak-anak mengaji, saya buka IG, menyimpan foto di sana. Di waktu yang sama, Hendra, salah seorang sahabat saya semasa kuliah, juga sedang online. Awalnya kami berkirim DM. Kemudian Hendra ngajak video call.
Continue reading Sebuah Reuni Daring Singkat dan Mendadak+ Jadi hujan, nggak, Wan?
– Nggak tahu, Mi. Aku bingung. Kalau hujan, nanti orang-orang protes, nggak bisa ke mana-mana. Kalau nggak hujan, nanti diprotes juga. Sumuk (gerah), kekeringan…
Continue reading Langit GalauSungai kecil yang mengalir mungkin tak pernah tahu apa yang akan dilaluinya:
Hutan rimba
Pemukiman
Kota besar
Continue reading Sungai Kecil