Subuh-subuh hujan mengetuk atap rumahku
Meluncur ke jendela
Mengintipku dari lubang ventilasi
Sebab tak kusambut hadirnya
Hujan terlampau lihai untuk kuabaikan
Ia menemukan celah di antara genting yang bergeser
Semalam seekor kucing terpeleset di atap
Mengejar tikus demi terus bertahan hidup
Hujan menetes dari plafon tua
Jatuh ke lantai, mengalir menelusuri garis-garis nat
Berusaha mencari kaki telanjangku
yang kusembunyikan di dalam selimut
Lalu menyebar jadi genangan
Memantulkan bayangan atap tempatnya masuk
Hujan menghambur hingga ke bawah sandal jepit
Bertutur tentang apa yang dilihatnya
saat masih dikandung awan
Hujan berbunyi kian keras
Menimpa cerita demi cerita
Tak juga berhenti ia berkisah
meski angin di luar mencarinya
dan petir memanggilnya pulang
Hujan kerasan di rumahku
Ubin menjaga dinginnya
Dan aku tak tahu kapan ia berhenti berkisah