Bertemu Sundea

Akhirnya saya bertemu lagi dengan cewek yang satu ini: Sundea. Sebelumnya, terakhir kami bertemu pertengahan 2010 lalu di launching Rona Kata. Setelah itu, ketemuan sebatas internet. Nah, Senin 14 November kemarin, saya dan Brahm berkunjung ke rumah Dea di sekitaran Setiabudi, Bandung. Kami ngobrol-ngobrol tentang penulisan, pastinya. Wawasan Dea tentang menulis banyak sekali. Maklumlah, dia kan sudah punya banyak pengalaman. Saat saya pertama kenal dia pun, Dea mengajari saya banyak hal tentang menulis.

Continue reading

Brahmanto Anindito

Penghobi traveling, futsal dan catur ini memang tidak pernah bisa jauh dari kegiatan baca-tulis. Sejak SD, Brahm sudah gemar membaca buku-buku seperti Lima Sekawan-nya Enid Blyton, Trio Detektif-nya Alfred Hitchcock, STOP-nya Stefan Wolf, dan seri Pilih Sendiri Petualanganmu. Juga cerita-cerita pendek detektif di majalah KawanKu serta rubrik Terka Perkara di majalah Intisari.

Dari ketertarikan akan bacaan-bacaan itulah Brahm mulai menulis. Akan tetapi, bukan tulisan sendiri yang dia buat, melainkan tulisan-tulisan dari apa yang dia baca tersebut. Ya, Brahm dulunya adalah seorang plagiator. Dia menulis ulang bab di novel yang dia baca, menggabung-gabungkan artikel, atau sekadar menulis rangkuman. Hasil “tulisannya” itu kemudian dipamerkan ke teman-teman atau keluarganya sendiri sebagai karyanya. Continue reading

Warung Fiksi

Mengawali karir sebagai penulis, saya tidak menulis di surat kabar sebagaimana yang dilakukan para penulis newcomer. Saya menulis di blog. Bukan blog pribadi juga, melainkan blog lain yang bersedia menerima dan memuat tulisan dari luar. Salah satunya adalah Warung Fiksi.

Semula blog ini hanya berisi tulisan mengenai fiksi. Tempatnya pun masih menumpang di WordPress. Menjelang akhir 2008, Warung Fiksi memutuskan untuk memiliki “tempat tinggal” sendiri yakni warungfiksi.net atau disingkat Wufinet. Continue reading