Jujur saja, saya kerap kesal kalau ditanya, “lagi nulis buku apa?” Membuat saya bingung harus menjawab apa. Setelah Satin Merah terbit 12 tahun yang lalu, saya hanya menulis kumpulan cerpen Bukan Manusia. Selebihnya adalah buku-buku orang lain. Yup, saya adalah penulis bayangan alias ghostwriter. Dan sebagai seorang ghostwriter, saya harus menjaga identitas klien saya, berikut buku yang saya tulis atas nama mereka.
Tag Archives: menulis
Membaca Buku Apa Saja
Belakangan ini saya lebih banyak menulis untuk orang lain. Karena selera dan kebutuhan orang tidak sama, saya pun harus menghadapi permintaan klien yang beda-beda. Ada yang minta dibuatkan memoar, buku fiksi, atau konten web untuk keperluan bisnisnya.
Seringkali saya bingung dalam menggarap proyek-proyek tersebut. Misalnya saja ada klien yang minta dibuatkan tulisan berbasis bisnis. Saya tidak suka bisnis; tidak pernah saya membaca tulisan-tulisan tentang bisnis baik di koran maupun buku. Jadi ketika harus menggarap proyek tentang bisnis tersebut, matilah saya.
Kenapa Saya Malas Bergabung dengan Komunitas Menulis
Tahun 2009 lalu saya dan beberapa teman sesama penulis di Cicalengka mendirikan sebuah komunitas menulis. Kami biasa berkumpul saban hari Minggu di rumah salah seorang anggota. Kegiatan resminya yaitu mengujibacakan karya-karya pendek yang kami tulis, berupa cerpen, esey dan puisi, serta berdiskusi tentang dunia menulis.
Sebagai sebuah organisasi, kami memiliki beberapa cita-cita: ingin komunitas kami dikenal publik lebih luas lagi, menarik anggota lebih banyak lagi, dan membuat antologi. Bisa antologi cerpen, esey atau puisi. Selain itu, dengan adanya komunitas menulis ini kami ingin menunjukkan bahwa di kota kecil seperti Cicalengka pun kegiatan menulis bisa berkembang.
Menyusun Ucapan Lebaran
Membaca ucapan-ucapan lebaran. Saya jadi ingat zaman SMP dulu. Ketika saya dan teman-teman saling bertukar kartu lebaran bergambar lucu. Benar-benar saling bertukar, karena kami memberikannya secara langsung, tanpa melalui pos. Di kartu itu sebetulnya sudah ada kata-kata yang juga lucu. Namun tidak jarang kami menambahkan sedikit basa-basi atau humor yang ditulis menggunakan spidol atau bolpoin warna-warni.
Zaman SMA, masih ada tradisi tuker-tukeran kartu lebaran, tapi tidak banyak. Dan karena beberapa teman berdomisili di lain kota, ada juga yang mengirim via pos. Di zaman ini, kami sudah sedikit dewasa. Malah kartu yang dipilih pun lebih banyak yang bergambar serius. Dalam hal ini misalnya lukisan masjid atau gambar ketupat. Pilihan ucapannya pun bukan lagi semata basa-basi atau guyonan, tapi juga puisi.
Pelajaran Menulis dari Stephen King
“On Writing”
Penulis: Stephen King
Jenis: Otobiografi
Tebal: 416 halaman
Penerbit: Qanita
Membaca novel-novel horor dan thriller selalu membuat saya merinding. Karena itu saya selalu menghindari buku-buku Stephen King, John Grisham, meski saya baca juga The Da Vinci Code dan Angels and Demons-nya Dan Brown (soalnya The Da Vinci Code meledak di pasaran dan bikin saya penasaran). Ketika menemukan buku On Writing ini pun saya tidak lantas tergerak untuk membacanya. Sudah pasti, dugaan saya, ini salah satu novel horor karya King.
Ternyata, saya salah duga. Buku ini sama sekali bukan buku fiksi, melainkan sebuah buku tentang pelajaran menulis.