Let It Flow, Rie

Aku mencari bulan
Di antara kawanan awan
Sudah bosan aku dengan hujan
Atap bocor, jalan banjir, tanah kebasahan

Udah seminggu lebih aku nggak mood nulis. Masih bagus bisa lahir sebiji puisi yang kutaruh di PPP beberapa hari yang lalu, dan sebatang curhatan soal rabun dan jarak. Selain itu, nggak ada. Bahkan mau baca-baca platform aja kayaknya perlu effort yang full. Lagi serba males, nih.

Aku coba paksain buat move on. Buka-buka medsos, blog sendiri dan blog temen. Tapi kalo lagi nggak mood parah kayak gini, sih, apapun yang dibaca kayaknya nggak bisa masuk kepala. Yang ada malah jantung debar-debar nggak stabil, emosian, mager…

Sebenernya nggak ada yang nuntut aku nyelesein tulisan apapun secepatnya. Beberapa hari ini untungnya lagi longgar. Tapi nggak produktif itu nggak enak banget. Energi kekuras, tapi nggak banyak karya yang dihasilkan. Lebih banyak corat-coret laptop sama hp aja.

Di atas itu ada puisi cuma satu bait aja. Nggak tau bakalan ada lanjutannya atau nggak. Ide ada di mana-mana. Tapi ngembangin idenya itu yang nggak gampang. Kadang, aku bisa lancar nulis tanpa rencana. Ngalir gitu aja. Hasilnya bisa lebih cepet dan lebih bagus daripada yang direncanain. Nggak tau kenapa.

Mungkin gitu, ya, biarin segala sesuatu terjadi dan kita ikutin aja arahnya ke mana. Kadang kalo direncanain, kitanya terlalu fokus ke tujuan dan nggak nikmatin perjalanannya.

Tiba-tiba, aku inget lagunya TLC:

Don’t go chasin’ waterfalls
Please stick to the rivers and the lakes that you’re used to

So, let it flow, Rie…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.