Agaknya, darah nenek moyang
tak mengalir dalam diri Tuan
Tuan tak berniat jadi pelaut
dan mengarungi luas samudra
Tuan takut menerjang ombak
dan enggan menempuh badai
Tuan tak paham nikmatnya berlayar
Angin bertiup, Tuan meringkuk
Ombak berdebur, Tuan mendengkur
Tuan bukanlah seorang pemberani
Tuan hanyalah seorang pemimpi
Berambisi membangun rumah di atas laut
Dengan muslihat yang Tuan rajut
Kami tahu, pagar itu sengaja dipancang
agar ombak tak lagi menerjang mimpi Tuan
Tetapi jangan lupa, Tuan
Kami ini jutaan
Melebihi bilah bambu yang Tuan tancapkan
Kami sanggup mencabut satu per satu
dan menghempaskannya ke tepi
Jangan khawatir, Tuan
Bambu-bambu itu akan kami susun,
mengitari istana Tuan, mengurung Tuan di dalamnya
Sebab laut, Tuan, tak akan diam
Ia menelan segala yang tak seharusnya berdiri di atasnya