Besok, ketika matahari terbit, terbit juga rasa yang asing
Kali ini telah menghanyutkan kembang sepatu yang kupetik sore tadi
Mengantarnya ke tempat yang jauh dari pandangan dan tanganku
Besok, kali ini masih akan memperdengarkan ricik yang sama
Bersahut-sahutan dengan siulan angin dan gerisik daun-daun
Tapi arusnya akan mengalirkan muatan yang berbeda
Meski jarum jam akan kembali pada angka yang sama,
seolah hanya ada satu lintasan yang boleh dia jalani,
hari selalu berganti
Dan aku bertanya-tanya,
ke mana perginya waktu setelah detak mendenyutkan detik?
Mungkin kali juga yang melenyapkan waktu dari hadapanku
Lalu menghadirkan waktu yang baru sebagai pengganti
Suatu hari kelak, aku tak akan menyesali kembang sepatuku yang hanyut
Tak akan lagi kubertanya tentang waktu
Aku akan menjadi muatan yang berlayar di kali ini
Menjadi bagian dari riciknya
Memberimu rasa yang asing seperti saat aku melihat kembang sepatuku meninggalkan ranah ini