Kadang aku iri
Pada mereka yang berbaring di sini
Dalam kegelapan dan keabadian
Yang memberi mereka ketenangan
Padahal di luar sana, kereta demi kereta berteriak nyaring
Susul-menyusul, berkejaran
Sementara kendaraan tak henti-hentinya menciptakan bising
Lalu-lalang melindas jalan raya yang telentang
Seperti apa rasanya di alam kekal saat malaikat bertanya, “siapa Tuhanmu?”
Apakah kau lekas-lekas ingin bangun dan berharap itu mimpi buruk?
Terutama saat kau sadar, belum cukup waktumu mengenal Tuhanmu
Dan kau bersumpah tak akan tidur sebelum paham jalan hidup yang kauciduk
Tapi, buat apa terjaga?
Sudah tidak ada yang patut didengar di dunia
Dilihat pun hanya akan menyiksa mata
Tidak ada yang lebih baik selain terlelap saja
Menyerahkan raga kepada pertiwi
dan sukma kepada Ilahi