Kadang angin enggan bertiup
Ia memilih bersembunyi di balik rimbun daun
Menitipkan desir dalam tiap uratnya
Semakin tak ketahuan saja hadirnya
Tetapi ia tak pernah meninggalkan semesta
Begitu juga aku
Tak mesti kujulurkan kepalaku dari jendela
Hanya untuk menjumpai awan
yang berarak di atas kebunku
Aku selalu ada untuk melukiskan jejaknya
Kepak sayap kupu-kupu juga tak bersuara
Dan hujan kadang turun dalam hening
Kesunyian adalah kedamaian hakiki
Aku hanya ingin menciptakan bahasa yang tersirat
Tak perlu kamus untuk menafsir
Setiap pasang mata punya penglihatan yang berbeda
Itulah keindahan yang tak akan pernah surut
Layaknya sajak yang diwariskan penyair