Gerimis

Gerimis pagi ini. Matahari kedinginan. Selimutnya basah. Cahayanya masuk kamarku dengan lemah. Semoga dia tidak sakit flu.

Aku juga pernah kehujanan. Mungkin sering. Dari gerimis sampai hujan deras. Yang aku suka, ya, gerimis. Tetesnya tidak menyakiti kepalaku. Gerimis itu seperti jari-jari anak kecil yang malu-malu mengambil biskuit cokelat di dalam stoples saat diajak mamanya bertamu ke rumah saudara.

Continue reading

ada kalanya

ada kalanya siang tak ingin melakukan apa-apa
dibiarkannya matahari terik
menyengat daun-daun hingga menjadi kuning
dan senja menjadi merah

oh, waktu!
jangan biarkan siang menjaga jarak dengan malam
apalagi, pagi tak memberi harapan
siang tak punya alasan untuk bertahan

semoga malam mengajari pagi untuk berbagi
seperti bulan yang berbagi pelita dengan bintang-bintang
hendaklah pagi juga berbagi awan dengan siang
biar siang tak lagi gelisah dalam terang

Membeli Baju

Dia masuk mal ini dengan maksud membeli baju
Baju-bajunya di rumah sudah lusuh
Tahun baru, waktunya membeli baju baru

Didatanginya toko demi toko pakaian
Mencari baju yang bagus dan pantas dia kenakan
Bukan cuma buat di rumah, tapi juga buat jalan-jalan

Beragam model, warna dan harga ditawarkan
Tapi dia malah kebingungan
Keliling-keliling mal, masuk-keluar toko tanpa hasil yang memuaskan

Baju yang ukurannya pas di tubuhnya, banyak
Baju yang harganya ramah di dompet, banyak
Baju dengan model kekinian dengan bahan yang nyaman, juga banyak

Tapi tak ada satu pun baju yang menarik hatinya
Sementara orang-orang nyaman-nyaman saja dengan baju yang mereka sandang
Tak ada yang mengeluh kepanasan, kesempitan, kebesaran, atau ketinggalan zaman
Baju yang mereka kenakan tampak sangat pas membalut tubuh mereka

Dia pun memutuskan untuk meninggalkan mal tanpa membeli sehelai pun pakaian
Dia memutuskan untuk memakai baju-bajunya yang ada di rumah
Baju-baju yang sudah belel dan usang, yang sebentar lagi akan mengakhiri hidupnya dengan menjadi pel-pelan