Gelap

Tidurlah, Anakku
Dalam kegelapan kamar
Tak usah takut pada suara-suara di luar
Jangkrik sedang merayu bulan
Yang tak mau berpisah dari malam
Gerimis sekadar mengingatkan
Bahwa langit mencintai tanah

Gelap tak berarti berakhir
Koin dalam celenganmu
Punya dua sisi yang berbeda
Gelap adalah salah satu sisi
Terang adalah sisi satunya
Dua sisi dalam satu tubuh dan jiwa
Tak bisa saling meninggalkan
Atau koin itu tak berarti apa-apa

Semakin banyak koin yang kamu simpan
Semakin kamu berlimpah
Bukan karena nilai
Tetapi karena banyaknya dua sisi yang kamu alami

Today, I Feel Great

I feel pretty
In a dress of newly blossomed flowers and leaves of green, yellow, and brown
Wearing shoes of intertwined grass
My face glows with a touch of honey
And a cluster of jasmine extends its branches to deliver a scent that gently touches my skin
Spreading through my loose hair until the butterflies pull each strand to dance with them

I feel healthy
The sky showers me with rain, rainbows, sunlight, moonbeam, and starlight
The trees never forget to breathe fresh air and indulge my eyes with green leaves
Making me more agile in dancing on the ground and wet grass
Or floating with the strands of dandelion blown by the wind

I feel smart
By placing the words spoken by the grass onto paper
The stories spread like potatoes underground
And grow into trees useful for birds

I feel young and free
The sprouts slow down my aging
This land stretches out like an endless sky
And my feet run lightly, chasing the wind that never reveals itself

I feel happy
Sensing the joy of bees playing around the basil plants
And the earthworms wriggling here and there
Sometimes crawling on my feet
And I laugh, tickled
Such a touch makes me addicted

I feel rich
With everything growing in my garden
I don’t need to travel around the world anymore
I can party day and night with the endless harvest

And I feel grateful
For being born and growing up
Experiencing the universe, love, heartbreak
I am grateful for what I own and what I don’t
For laughter and tears
For victory and defeat
For heat and rain
For health and sickness
For having beauty and ugliness

I feel great
For being myself

Puisi dari Kebunmu

Seringkali, puisiku seperti awan di atas kebunmu
Melayang, tak dapat kau raba
Berlalu, tak dikejar
Lenyap, tak dicari
Tapi dalam kefanaannya,
Awan adalah kanopi
Meneduhi kebunmu
Apalagi kalau ia sampai menurunkan hujan
Kamboja, melati, kemangi, pucuk merah
Mereka semua bersorak saat hujan membasuh mereka dari debu

Tidakkah kamu jatuh cinta pada puisiku?
Yang kata-katanya mengisi sungai dan telaga
Mengobati tanah yang terluka sebab kemarau
Menjadi lagu Nina Bobo saat tak ada sapuan tangan halus yang membelai rambutmu

Selagi kau membaca puisiku satu per satu
Aku kembali menjelajahi kebunmu
Dari sanalah aku mengisi lembar-lembar buku harianku
Bercerita tentang rumput yang kaubiarkan menjadi semak
Pagar berbunga yang kaulewati begitu saja saat kaupergi dan pulang
Belalang yang menggerogoti daun-daun mangga
Atau ulat tanah yang nyaman berbaring di bawah serasah

Semoga setelah membaca puisiku, kau menyadari
Rumput tetangga tak pernah lebih hijau dari rumput di kebunmu

Mencatat Semesta

Aku kerap heran,
Saat aku berharap hujan,
Matahari malah bersinar sepanjang siang
Bahkan ia masih mampu berpijar ketika langit akan dilingkupi malam

Dan rumput-rumput liar
Masih mampu tumbuh di sela bebatuan
Tingkap yang keras membuat mereka harus mencari jalan lain
Hingga aku bisa melihat tunas-tunas baru yang tumbuh dalam himpitan batu-batu

Semesta tak henti-hentinya memberi pesan
Dalam ketenangan kebun di sore hari
Atau keheningan rumah kala malam
Hal-hal kecil tumbuh menjadi mimpi

Dan aku mencatat semua itu di tembok kamarku
Kadang melukisnya jika kata-kata tercekat di dalam pena
Lalu, secara otomatis otakku bicara sendiri ketika aku melihat langit atau memandang kebunku
Tentang apa yang disembunyikan bunga dalam kuncupnya
Atau apa yang dibisikkan angin pada daun-daun hingga mereka terbahak-bahak