Tumbuh Nggak Kenal Kondisi dan Teori

Tahun lalu, kami nanem singkong gajah di pinggir jalan depan rumah. Setelah beberapa bulan, singkongnya tumbuh tinggi dan subur, padahal jarang dirawat. Daunnya gede-gede, batangnya juga. Umbinya nggak tau, karena di dalem tanah.

Kalo liat singkong biasa yang kami tanem di halaman, daun yang subur nggak ngejamin umbinya juga subur. Kami baru bisa liat umbinya segede apa kalo udah waktunya panen.

Bulan puasa kemaren adalah kira-kira tiga bulan sebelum masa panen singkong gajah. Pohonnya udah tinggi. Orang-orang juga mikirnya udah waktunya dipanen tuh singkong. Tapi karena umurnya masih kurang, kami tahan dulu.

Eeeh, gara-gara ujan angin, singkong gajahnya tumbang sampe narik kabel di atasnya. Terpaksalah kami tebang. Sebagian lagi dicabut aja, sekalian panen. Bener aja, umbinya masih kecil-kecil. Untungnya bisa dimakan walaupun kayak makan kayu.

Daunnya kumasak. Rasanya sama kayak daun singkong biasa. Sementara batangnya ada yang kami setek, sebagian lagi kami biarin aja di kebun. Bingung mau ditanem di mana lagi karena kurang lahan dan pot.

Tiga mingguan pasca panen, ternyata batang singkong yang kami biarin itu bertunas! Padahal akarnya nggak masuk tanah sama sekali. Akar yang tersisa, yang umbinya udah kami sikat habis, juga ngeluarin daun.

Wow!

Batang singkong itu paling kena ujan aja. Bahkan mereka udah mulai kering karena sering kepanasan juga. Tapi, kok, bisa bertunas?

Aku ambil pelajaran aja, bahwa tumbuh bisa dengan cara tak mengenal kondisi dan teori. Nggak wajib singkong gajah itu tumbuh dengan cara yang sama kayak pohon lain yang akar atau batangnya harus ditancepin ke tanah, terus disiram tiap hari, dikasih pupuk ini itu, dsb.

Singkong gajah itu ngebuktiin kalo dia mampu tumbuh dengan mandiri. Nggak bergantung sama manusia dan nggak harus nyentuh tanah.

Aku nggak tau sampe kapan tunas-tunas singkong gajah itu bakal bertahan. Cuaca masih suka berubah. Kadang panas seharian, kadang ujan deres. Tapi, kalo emang mereka harus tumbuh, apapun yang terjadi, nggak ada yang bisa ngalangin mereka.

Published by


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Hayooo... Mau apa?