Lapang (2)

Menjadi lapang tak berarti hampa
Berlapis-lapis debu menggelar kehadirannya
Matamulah yang tak mampu melihat
Tak seperti kulit arimu yang begitu peka

Serasah tak lagi menyimpan hujan
Percikkan saja api dan lihat bagaimana bara bekerja
Menghanguskan klorofil yang tersisa
Menciptakan lelatu yang fana

Apa yang sesungguhnya dibawa angin
hingga ia mampu berembus?
Apa yang sejatinya disimpan gurun
hingga ia bertahan dalam tandus?

Tak ada
Maka,
lepaskan saja
Toh, hari esok masih ada

Menjadi sepi tak berarti sunyi
Suara-suara di dalam kepalamu tetap bernyanyi
Dan puisi akan tetap melantunkan diksi
tanpa mengenal basi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.