Kembalinya Sang Penyair

Huruf-huruf memilih menyimpan suara
dalam batinku
dan menahan jari-jariku
dari melukis setiap lekuknya
di atas kertas

Mungkin mereka bosan menguntai kata
Mungkin juga putus asa
sebab angin memilih berlalu daripada membaca
Dan sungai terlalu pongah dengan riciknya

Kuputuskan untuk berhenti menulis
Tak semua orang ingin mendengar
Tak semua orang mau membaca
Orang butuh bukti, bukan puisi

Tapi, siapa yang tega meninggalkan rimbun mangga
yang menjaga sarang burung?
Siapa yang sudi meninggalkan melati
yang menghalau bau selokan?

Lalu aku mendengar riuh dalam diriku
Semua aksara berdesakan
hendak keluar dari mulutku

Akar mencuat dari tanah
Menahan kakiku di halaman
Bunga telang menyembur tintanya
dan angin menyibak debu di pekarangan

Mungkin, di sinilah aku seharusnya berada
Berbicara pada rumput
Inilah aku
Kembali menganggit puisi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.