Menjadi lapang tak berarti hampa
Berlapis-lapis debu menggelar kehadirannya
Matamulah yang tak mampu melihat
Tak seperti kulit arimu yang begitu peka
Serasah tak lagi menyimpan hujan
Percikkan saja api dan lihat bagaimana bara bekerja
Menghanguskan klorofil yang tersisa
Menciptakan lelatu yang fana
Apa yang sesungguhnya dibawa angin
hingga ia mampu berembus?
Apa yang sejatinya disimpan gurun
hingga ia bertahan dalam tandus?
Tak ada
Maka,
lepaskan saja
Toh, hari esok masih ada
Menjadi sepi tak berarti sunyi
Suara-suara di dalam kepalamu tetap bernyanyi
Dan puisi akan tetap melantunkan diksi
tanpa mengenal basi