Journaling

Sekarang ini, journaling atau menulis jurnal sangat disarankan untuk mengatasi masalah-masalah mental. Tolong koreksi, ya, kalau saya salah. Karena saya juga ngikutin beritanya selewat-selewat.

Sebetulnya, sih, sudah lama kalau ada yang berpendapat bahwa menulis jurnal punya banyak manfaat bagi psikologi kita. Mengemukakan gagasan dan perasaan, meluapkan emosi, dan sebagainya. Tapi, masyarakat kita lebih suka berbicara, karenanya menulis (jurnal) bukanlah kegiatan menarik. Tidak tahu kenapa sekarang, kok, journaling banyak dibicarakan dan disarankan. Apa karena banyak penelitian yang mengungkapkan banyaknya hal positif yang bisa didapatkan dengan menulis jurnal, ya?

Continue reading Journaling

Enak di Mulut, Enak di Perut

Baru-baru ini, kami menjalani sesuatu yang baru: mengubah pola makan.

Soalnya selama ini, pola makan kami seenaknya. Makan nasi pakai lauk yang berterigu atau dobel karbo (mi atau kentang dan nasi), makan buah jarang, masak sayur kalau sempat, lahap kalau makan masakan berlemak atau bersantan, menikmati hidangan yang gurih termasuk mi instan.

Continue reading Enak di Mulut, Enak di Perut

Perjalanan Menyusui Akira


Tumbuh di perut yang sama, lahir dari rahim yang sama, tidur di pangkuan yang sama, tidak menjamin Kiara dan Akira punya karakter yang sama. Dulu saya kewalahan menghadapi Kiara yang gemar begadang, tidak pernah puas menyusu, kelewat lincah apalagi kalau jalan-jalan di mal, bolak-balik mogok makan. Saya pikir, Kiara tergolong nakal. Namun setelah Akira tumbuh besar, persepsi saya pun berubah. Saya harus lebih ekstra sabar dalam menemani Akira tumbuh.

Akira, 1 tahun, badannya kuruuuus… sekali.
Read more