Ananas Taart

Toserba penuh. Jalan ramai. Seperti itulah pemandangan menjelang bulan puasa di Cicalengka. Menyambut bulan puasa sama halnya dengan menghadapi kiamat. Orang-orang pada keluar rumah, riuh di jalan dan pasar. Ada yang berbelanja buat sahur dan buka di hari pertama puasa. Ada juga yang berbelanja bahan-bahan kue buat lebaran.

Tahun kemarin, saya adalah satu dari sekian banyak orang yang mengisi keranjang belanja dengan berkantong-kantong terigu dan margarin. Belum ditambah bahan-bahan lain. Saya dan mama biasanya membuat kue sekitar seminggu sebelum lebaran. Namun kami sengaja belanja lebih awal supaya nanti kami tidak harus berdesakan di toko bahan kue atau toserba. Meski tidak jarang juga kami kekurangan bahan dan ini membuat kami terpaksa mengantre di toko bahan kue di pasar.

Continue reading Ananas Taart

Kuliner Cicalengka

Belakangan ini selera makan saya rada-rada rewel. Saya pengin masakan yang tidak ada di Surabaya. Padahal lidah saya sudah bisa mengecap masakan Jawa Timur. Rujak cingur, semanggi, rawon, tahu tek, tahu campur. Gado-gado apalagi, di Bandung juga ada. Dan pecel mirip dengan lotek.

Di rumah pun saya sudah bisa makan masakan mertua. Kadang-kadang, saya masak sendiri. Jadi seharusnya tidak ada masalah apa-apa soal makanan. Hanya, saat ini yang selalu terbayang adalah masakan Bandung. Spesifiknya masakan Cicalengka. Continue reading Kuliner Cicalengka