Salamatahari

Tahun 2008 silam saat pertama kali berkunjung ke Tobucil, saya menemukan sebuah buku yang unik karangan Sundea berjudul Salamatahari. Buku yang berukuran mini, bergambar ceria, dan ketika dibuka isinya berupa cerita-cerita mini serupa diary yang dilengkapi dengan ilustrasi di setiap ceritanya.

Tema cerita-cerita dalam Salamatahari tidak jauh dari keseharian. Akan tetapi, ini bukan cerita biasa seperti curhat seorang gadis remaja tentang pacar atau temannya. Sebab Sundea mengisahkan perhatian dan relasinya dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, seperti matahari, rice cooker, senter, gitar tua.

Tampak seperti cerita yang ditulis anak-anak. Bahkan saya nyaris tidak percaya kalau Sundea sudah lulus kuliah. Namun inilah keunikan si penulis. Sundea seolah ingin menunjukkan bahwa jiwa anak-anak tidak lenyap seiring bertambahnya usia. Hal tersebut dia buktikan dengan menulis Salamatahari, cerita-cerita yang simpel tapi tetap menghadirkan keindahan.

Istilah “salamatahari” sendiri diciptakan oleh Sundea. Salamatahari artinya ucapan selamat untuk setiap hari dan salam yang hangat seperti matahari.

Pada tahun 2009, Sundea kembali menerbitkan buku kedua Salamatahari, Salamatahari #2. Formatnya masih sama, yakni kumpulan cerita mini tentang keseharian Sundea. Hanya, isinya lebih berbobot. Dalam buku ketiganya ini (Sundea pernah menulis novel sebelumnya, Dunia Adin), Sundea tidak hanya bercerita, tetapi juga menelaah esensi dari setiap hal yang dialaminya.

Selain bisa dibaca melalui buku, cerita-cerita berlabel “salamatahari” juga bisa dibaca melalui blog, www.salamatahari.com, yang merupakan zine-zine-an online berisi postingan-postingan tentang berbagai hal dalam keseharian.

Salamatahari ini ganjil. Keganjilannya membuat kita jadi membuka mata lebar-lebar, dan pada akhirnya kita bisa melihat segala sesuatu dengan lebih saksama.

4 komentar pada “Salamatahari

  1. Rieee … makasih,ya … aku terharu sekali =D

    Iya, inget waktu kita pertama kali kenal di Tobucil dan waktu lu pertama kali ngirim tulisan dan gue langsung suka tulisan2 lo.

    Gue jadi kangen, deh sama lo … hiks …

    *sentimental mode on*

Tinggalkan Balasan ke Rie Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.