Perpustakaan Buku Sunda

Mendapatkan buku-buku Sunda, bisa dikatakan mudah, bisa juga dibilang susah. Di toko-toko buku di Bandung seperti Gramedia atau Palasari, atau emperan-emprean di kawasan jalan Dewi Sartika, kita bisa menemukan buku-buku Sunda dijual di sana. Ada yang masih baru, ada juga yang seken. Namun tidak jarang koleksinya tidak lengkap sehingga kita hanya bisa gigit jari karena buku yang kita cari tidak ada.

Beruntung sekali ada beberapa perpustakaan atau rumah baca buku Sunda. Sebut saja perpustakaan Doddy Tisna Amidjaya, Rumah Baca Buku Sunda jeung Sajabana milik Mamat Sasmita, dan perpustakaan Pusat Studi Sunda (PSS). Saya tidak pernah menyambangi perpustakaan Dodi Tisna. Akan tetapi, saya pernah mendatangi rumah baca milik Pak Asas (panggilan akrab Mamat Sasmita) dan cukup sering menyatroni perpustakaan PSS saat menggarap Satin Merah.

Rumah baca milik Pak Asas berlokasi di perumahan Margawangi, kawasan Margacinta, Bandung. Melihat koleksi buku Pak Asas yang bejibun, siapa sih yang kepengin cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut? Ditambah Pak Asas baik dan ramah. Waktu saya ke sana pertama kali dan kebingungan harus membaca buku Sunda yang mana, Pak Asas segera mencarikan saya buku-buku Sunda. Belum lagi, walaupun kami bertemu baru pertama kali itu, Pak Asas tidak canggung mengajak saya dan teman saya berdiskusi.

Sayang, lokasi rumah baca milik Pak Asas yang jauh dari pusat kota membuat saya agak malas mengunjunginya. Tapi saya tidak lantas putus asa. Karena di Jalan Taman Kliningan ada juga perpustakaan buku Sunda milik Pusat Studi Sunda. Dibandingkan dengan rumah baca milik Pak Asas, perpustakaan PSS ini lebih sederhana. Meski koleksi bukunya banyak juga. Dan saya paling senang kalau sudah ketemu para pengurus PSS. Mereka juga enak diajak diskusi lho. Selain itu, sebulan sekali setiap Jumat minggu pertama, di PSS biasanya ada sawala (diskusi) bulanan. Temanya tidak jauh-jauh dari kesundaan.

Jika teman-teman saat ini sedang melakukan riset mengenai hal-hal yang berbau Sunda, atau kalau kalian ingin mengenal kebudayaan Sunda lebih banyak lagi, Rumah Baca Buku Sunda jeung Sajabana ataupun perpustakaan PSS (yang juga merangkap sebagai redaksi majalah Cupumanik) adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi. Namun yang perlu diperhatikan adalah, sejak tahun kemarin (entah tepatnya kapan), markas PSS pindah ke rumah Pak Asas. Nah, kalau dulu saya bisa sesuka hati mengunjungi PSS kapan saja, sekarang tidak bisa. Teman-teman harus janjian dulu dengan pengurus PSS atau Pak Asasnya.

Dan sekadar pemberitahuan, buku-buku PSS tidak bisa dipinjam. Hanya dibaca di tempat. Sedangkan buku-buku milik Pak Asas, setahu saya bisa dipinjam dua sampai tiga hari. Tapi tentu saja harus seizin pemiliknya dahulu. [Gambar diambil dari sini]

7 komentar pada “Perpustakaan Buku Sunda

  1. Ping-balik: Petuah Bijak Supir Angkot | rie yanti

  2. Ping-balik: Merindu Jalan-jalan Bandung | rie yanti

Tinggalkan Balasan ke Petuah Bijak Supir Angkot | rie yanti Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.