Kontemplasi #2

Kadang angin bertiup terlalu kencang
Kadang hujan turun terlampau deras
Dan kadang matahari bersinar begitu terik

Kadang semua terjadi didahului pertanda
Kadang datang tiba-tiba
Mengubah suasana hatiku

Tapi itu bukan perkara
Yang aku takutkan, aku tak lagi peduli
pada kamboja jepang dan kembang sepatu
yang tak putus menambah warna di kebunku
Pada melati yang dahannya tumbuh melampaui kanopi,
pada rantingnya yang kerap menyentuh tanah,
dan bunganya yang selalu dicari tetangga
Atau pada lebah-lebah yang bersuka cita
tatkala kemangi berbunga

Aku tak mau mengabaikan semua itu
Bayi-bayi semesta yang membangun kebunku
menjadi nirwana kedamaian

Aku tak mau melupakan mereka
hanya karena sebuah letusan berlahar
yang membakar hijau dengan merahnya
hingga menjadi abu

Tetapi, jika abu itu telah dingin,
aku tak keberatan menyimpannya dalam pot
bersama serpihan daun kering
dan bunga-bunga yang layu
Sampai lahir tunas dan aku
tak lagi menjadi orang yang sama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.