baru saja tidur. Susah sekali menidurkannya akhir-akhir ini. Disusui bertingkah. Lepas nyusu pun seperti ponsel habis di-charge: melek dengan mata segar! Padahal, sehari-hari tidurnya kurang. Kadang-kadang saya sampai memarahinya dengan nada tinggi, “Tidur dong, Deeeek…!”
Makanya, puas rasanya setelah berhasil menidurkannya. Hihihi….
Ah, tidak sepantasnya saya marah kepadanya. Barangkali semua bayi kelakuannya juga begini. Tapi, ah, tidak kok, saya tidak pernah marah kepada si Penpen ini. Apalagi kalau saya terkenang masa-masa dimana saya begitu mendambakan kehadirannya.
Dua puluh hari lagi, Kiara genap berusia setahun. Waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin saya menikah. Syukurlah, waktu itu saya bisa hamil, hanya dalam tempo tiga bulan. Memang, tiga bulan bukanlah rekor yang tercepat. Tapi minimal, tergolong tepat waktulah.
Namun, tahukah teman-teman, selama tiga bulan penantian itu, saya merasa was-was. Muncul pemikiran, “Bagaimana kalau ternyata tidak bisa hamil?” Fakta di lapangan berbicara, ada beberapa teman yang bertahun-tahun menikah namun belum juga diberi buah hati. Saya paranoid. Apalagi saya dengar, semakin tua usia, semakin kecil peluang untuk hamil.
Praktis, dulu yang bikin panas telinga adalah pertanyaan, “Kapan nikah?” Sekarang berubah jadi, “Kapan punya anak?” Dulu takut jadi perawan tua, sekarang takut hari tua kami akan dihabiskan sendiri tanpa anak-cucu. Seperti Carl dan Ellie dalam film animasi Up.
Tapi saya dan suami terus berusaha. Tidak sampai ke orang “pintar” yang mengandalkan jampi-jampi, dukun ramuan, atau tukang urut rahim. Kami lebih memilih metode-metode yang sesuai nalar dan jauh dari unsur syirik.
Saya hanya rajin mengonsumsi vitamin E. Juga minum susu khusus untuk mempersiapkan kehamilan, terutama susu yang banyak mengandung Asam Folat. Sementara suami pun rutin minum vitamin C untuk memperbaiki kualitas sperma. Tak lupa, banyak-banyak beristirahat dan berdoa.
Itu saja kok ikhtiar kami yang intensif. Dan alhamdulillah efektif!
Tuhan akhirnya mempercayai saya untuk punya anak di minggu ke-11 pernikahan. Kabar baik itu dimulai dari terlambatnya menstruasi saya. Lalu test pack menunjukkan dua strip. Dan ini semua dikonfirmasi oleh dokter kandungan RSI Jemursari yang memperlihatkan cekungan di rahim saya melalui USG, sebagai tempat tinggal sang Janin.
Yes, saya positif!
Saya tidak henti-hentinya bersyukur karena akhirnya ada makhluk kecil yang tumbuh di dalam rahim saya. Memang kehamilan itu tidak mulus. Tapi semua wanita hamil pasti juga mengalami mual, lemas, harus bolak-balik beli daleman karena tubuh jadi seperti Shehulk (untung nggak pakai hijau).
Bukan masalah besar. Secara keseluruhan, saya senang akhirnya bisa hamil. Saya sekarang naik kelas. Dan wajar bila saya sedikit menengok ke belakang. Mencoba membantu (meskipun cuma berupa tulisan) mereka yang belum beruntung. Dalam hal ini, mereka yang masih berjuang untuk dapat mengandung.
Ketika sedang kontrol kandungan di RSI, suami saya mengobrol dengan pasangan yang menikah lebih dulu. Kelihatannya mereka orang kaya. Mereka sudah melakukan banyak usaha selama lebih dari dua tahun, tapi tubuh sang Istri belum juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
Selidik punya selidik, dulu mereka sepakat untuk menunda kehamilan setelah menikah. Nah, giliran ingin bayi, belum dikasih-kasih. Sebenarnya suami saya mau memberi saran, “Makanya, kehamilan kalau bisa jangan ditunda-tunda, Mas. Jangan diremehkan. Hanya karena keluarga kedua pihak terbukti subur, bukan berarti nanti begitu kita mau bayi bisa langsung dikasih Tuhan.”
Tapi, dia sungkan. Takut nanti dianggap menggurui. Apalagi kalau sarannya berkaitan dengan vitamin atau suplemen-suplemen, tambah tidak pede, karena memang bukan bidangnya. Akhirnya, yang keluar hanya saran-saran umum seperti, “Rajin-rajin berdoa aja, Mas. Dan terus berusaha tiap malam, hehehe.”
Kecuali kalau memang teman-teman tidak menginginkan kehadiran seorang anak, belum punya momongan setelah pernikahan sudah jalan setahun adalah masalah serius. Harus segera diatasi.
Hubungi dokter-dokter kandungan terdekat. Mereka mungkin memiliki program-program terapi. Tapi… relatif mahal. Di rumah sakit saya, biaya konsultasi dokter spesialis sekali pertemuan Rp 150.000,00. Belum biaya tindakan, obat-obatan dan suplemennya. Kalau tiap pekan harus berkonsultasi, bisa-bisa hampir sejuta ludes dalam sebulan.
Jika teman-teman berkantong cekak, jelas ini bukan alternatif yang menyenangkan. Saran saya, browsing saja dulu tips cepat hamil di internet. Hanya, risikonya, tidak jelas mana yang saran yang ilmiah dan mana saran yang justru berbahaya. Hati-hati, kita tahu internet itu belantara informasi yang berpotensi menyesatkan.
Namun kalau teman-teman bertanya, saya akan merekomendasikan buku Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil, terbitan Digi Pustaka. Isinya detail mengulas kehamilan. Ditulis oleh dr. Rosdiana Ramli, SpOG dengan bahasa yang mudah dipahami.
Karena yang menulis adalah seorang spesialis kandungan, tidak perlu diragukan lagi keilmiahannya. Isinya antara lain tentang infertilitas, mitos-mitos kehamilan, dan rahasia-rahasia tersembunyi lainnya tentang kehamilan.
Harganya memang agak mahal, Rp 197.000. Tapi ada bonus dua test packs dan software penghitung masa kesuburan. Bukan hanya itu, teman-teman boleh berkonsultasi tiga kali dengan penulis via email! Asyik kan? Mana ada buku lain yang seperti ini?
Saya rasa, ini cocok buat teman-teman yang sudah berusaha maksimal namun belum juga hamil! Atau sebagai kado bagi teman atau saudara teman-teman yang belum dikaruniai keturunan. Sayangnya, dari pantauan saya, Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil jarang dijual di toko-toko buku. Terus, bagaimana dong membelinya?
Bagi yang tertarik dengan buku laris yang sudah dicetak ulang 10 kali ini, silakan merapat ke sini. Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia! Atau cukup isi formulir di bawah ini:
Yang jelas, punya momongan itu senang dan sebalnya hampir seimbang. Siapkan saja mental untuk itu. Tapi, sebagaimana yang saya yakini, anak adalah aset. Baik di dunia maupun di akherat. Jadi insya Allah akan lebih banyak untungnya. Lagipula, hal-hal yang menyebalkan itu seolah langsung sirna begitu melihat tumbuh kembangnya. Juga begitu melihat pantat dan pipinya yang cembung dan menggemask… ah, ya ampun!
Kiara ngompol… aduh, banyaknya. Kena seprei lagi! Ah, sudah dulu ya 🙂
I see you share interesting things here, you can earn some extra cash,
your blog has big potential, for the monetizing method, just type in google
– K2 advices how to monetize a website
I read a lot of interesting articles here. Probably
you spend a lot of time writing, i know how to save you a lot of time, there is an online tool
that creates unique, google friendly articles in seconds, just type in google
– laranitas free content source
Interesting content you post on your blog, i have shared this post on my fb