Kenapa Saya Malas Bergabung dengan Komunitas Menulis

Tahun 2009 lalu saya dan beberapa teman sesama penulis di Cicalengka mendirikan sebuah komunitas menulis. Kami biasa berkumpul saban hari Minggu di rumah salah seorang anggota. Kegiatan resminya yaitu mengujibacakan karya-karya pendek yang kami tulis, berupa cerpen, esey dan puisi, serta berdiskusi tentang dunia menulis.

Sebagai sebuah organisasi, kami memiliki beberapa cita-cita: ingin komunitas kami dikenal publik lebih luas lagi, menarik anggota lebih banyak lagi, dan membuat antologi. Bisa antologi cerpen, esey atau puisi. Selain itu, dengan adanya komunitas menulis ini kami ingin menunjukkan bahwa di kota kecil seperti Cicalengka pun kegiatan menulis bisa berkembang.

Continue reading

Bukan Hanya untuk Diri Sendiri

Tanaman mawar di belakang rumah. Wanginya tercium hanya dari jarak yang sangat dekat. Dari jarak jauh, ia hanya memberikan sebuah pemandangan cantik dengan mahkota bunganya yang berwarna merah jambu. Kadang hanya lima. Tidak jarang, lebih dari sepuluh.

Potret itu begitu melekat di kepala saya. Dulu, setiap hari saya melihatnya dari balik kaca jendela kamar, kalau saya sedang malas keluar rumah. Jauh sebelum saya menikah, tanaman mawar itu memberikan inspirasi sebuah cerita. Sekarang, pada saat saya sedang kerepotan dengan pekerjaan dan pengalaman baru sebagai calon ibu, tanaman mawar itu memberikan sebuah pelajaran.

Continue reading