(Mengamati) James Bond dari Aktor ke Aktor

Selama beberapa minggu, saya dan suami nonton James Bond. Komplit, mulai dari yang diperankan Sean Connery, George Lazenby, Roger Moore, Timothy Dalton, Pierce Brosnan, dan yang terakhir Daniel Craig. Saya sebetulnya tidak suka film ini. Tapi ketika suami nonton film ini, saya malah ikutan nonton.

Saya dan suami punya keasyikkan tersendiri ketika menonton film ini. Film James Bond yang lawas, yang diperankan Connery dan Moore, mengandung adegan-adegan lucu. Ternyata dalam film-film lama ada beberapa adegan tidak penting yang ditampilkan. Misalnya ketika Bond harus berhadapan dengan pengikut musuhnya, muncul adegan si pengikut memamerkan kelihaian atau senjata andalannya. Jadi biarpun ini film action dan adegan perkelahiannya membuat saya cukup tegang, tetap saja ada beberapa adegan yang bikin saya ketawa.

Sempat merasa aneh ketika peran Sean Connery digantikan oleh George Lazenby, meski hanya satu episode. Membuat saya males nontonnya karena Lazenby saya nilai kurang memiliki daya tarik. Ketika Roger Moore yang main pun saya sempat malas nonton. Tapi setelah disimak ternyata Moore lebih mampu menunjukkan ke-playboyan-seorang James Bond. Pembawaannya juga lebih nyantai ketimbang Connery yang rada serius.

Lain Moore lain pula Dalton. Ketika menonton The Living Daylights saya malah merasa lebih aneh lagi. Akting Timothy Dalton lebih serius daripada Sean Connery. Saya jadi kehilangan bahan untuk tertawa. Namun menurut isu, kekakuan Dalton inilah yang seharusnya ditunjukkan James Bond. Selain itu, James Bond versi Dalton diproduksi menjelang akhir tahun 80an. Produksi film semakin membaik di era ini, jadi sepertinya para sineas sudah bisa menghilangkan adegan tidak penting.

Setelah Dalton, barulah Pierce Brosnan. Saya rasa dialah yang cocok bermain sebagai James Bond. Brosnan tidak kaku, tapi juga tidak pecicilan. Tampang ganteng yang dia punya juga pas dijadikan modal untuk menjadi seorang playboy. Sayang Brosnan hanya membintangi film ini sebanyak empat episode.

Dua film Bond terakhir diperankan Daniel Craig. Suami saya kerap berkomentar, “Semakin ke sini James Bond-nya semakin muda saja”. Sementara saya kembali kecewa seperti halnya ketika Dalton yang main. Sejak Dalton, film James Bond tidak lagi lucu. Dan Casino Royale serta Quantum of Solace semakin menunjukkan keseriusan James Bond.

Saya sempat menyalahkan Craig. Gara-gara pembawannya yang kaku, serius, dingin, film James Bond jadi berubah total. Saya juga sempat berpikir, barangkali tidak ada lagi film James Bond. Quantum of Solace mungkin bercerita tentang akhir karir intelijen James Bond dan setelah itu dia pensiun; tidak ada lagi cerita. Makanya Bond jadi kelihatan stres.Namun saya keliru. Sebab saat ini Craig sedang syuting Skyfall, film tentang James Bond berikutnya.

Seperti apa filmnya, saya tidak tahu. Perubahan demi perubahan seiring dengan bergantinya pemeran James Bond kadang membuat saya penasaran dan kehilangan. Saya ingat tokoh Q, ilmuwan yang menciptakan berbagai barang keperluan Bond. Mulai dari mobil sampai pulpen.  Di masa Pierce Brosnan (entah judul yang mana), Q tidak lagi muncul. Dan, biarpun cerita James Bond itu sendiri bersetting tempo dulu, teknologinya sudah canggih. Lihat saja fasilitas yang ada di dalam mobil atau barang-barangnya. Sayang, barang-barang tersebut cepat sekali dirusak Bond. Atau tokoh M, bosnya James Bond. Zaman Connery sampai Dalton, M adalah seorang laki-laki. Tetapi sejak Brosnan, M adalah perempuan.

James Bond termasuk karya abadi. Sejak pemutaran seri perdananya sampai yang terakhir, siapa yang tidak mengenal James Bond si agen 007 dengan gaya berjalan dan membidik diiringi musiknya yang khas? Juga cewek-ceweknya yang selalu gonta-ganti. Selain itu, selain film, James Bond juga ada game-nya. Pastinya itu karena setiap beberapa tahun sekali film James Bond terus diproduksi. Meski dengan pemeran yang selalu ganti-ganti.

8 thoughts on “(Mengamati) James Bond dari Aktor ke Aktor

  1. Tapi dari sekian karakter James Bond itu, saya suka karakter yang diperankan Daniel Craif. Bagi saya mata-mata seperti itu. Keras, serius, tangguh, tidak banyak humor dll. Dan lebih banyak main tangan kosong…

  2. Pingback: Inspirasi Teknologi dari Fiksi | Warung Fiksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.