DAR

Pada launching Salamatahari #2-nya Sundea, ada yang membawa balon. Kalau tidak salah, jumlahnya tiga. Warnanya saya lupa apa saja. Karena saya sendiri sebetulnya kurang memperhatikan keberadaan balon-balon itu.

Tahu-tahu ketika sedang mengkhusyukki acara…

DAR!!!

Salah satu balon meletus!

Semua orang kaget, tentu saja. Theo, sang MC, menenangkan semua orang dengan berteriak, “Yeah… balonnya meletus!” sambil tepuk tangan. Orang-orang kembali tenang dan menyimak acara. Peristiwa yang baru saja terjadi itu pun terlupakan begitu saja.

Balon yang meletus itu sendiri menjelma potongan-potongan karet yang bertebaran di atas hamparan rumput. Tidak ada yang peduli. Dan ketika acara selesai, pecahan-pecahan balon itu menjadi sampah, dimasukkan ke bak sampah dan nantinya dibakar.

Peristiwa balon meletus itu sangat mengerikan. Lebih mengerikan ketimbang balon yang talinya lepas dari genggaman sehingga balon itu melesat naik ke angkasa. Kita masih bisa melihatnya memanjat langit sampai balon itu hilang dari pandangan. Sementara balon yang meletus…

… dia hilang tiba-tiba; cepat dan tak terduga. Padahal jelas-jelas tadi dia ada bersama dua balon lainnya. Balon yang meletus itu tadinya menyimak Theo, memperhatikan keriangan di wajah Dea, melihat satu per satu undangan yang datang. Lalu tiba-tiba dia meletus tanpa sebab. Jarak waktu ketika balon itu masih ada dan meletus itu pun tidak sampai satu detik. Cuma dibatasi oleh bunyi “DAR!!!”.

Tapi batas yang pendek itu menimbulkan efek yang besar. Siapapun yang memperhatikan (dan memiliki) balon tersebut, pasti merasa kehilangan.

Yang tersisa hanya kenangan yang bersemayam di alam pikiran…

… bahwa balon itu pernah ada…

Meletus balon hijau…
DAR!!!
Hatiku sangat kacau…

 


2 thoughts on “DAR

Leave a Reply to Ria Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.