Bertahan dengan MPASI Rumahan

Di antara kesibukan menjalani profesi sebagai pabrik ASI dan pawang bayi 24 jam serta tukang laundry baju bayi, saya juga harus bekerja sebagai koki. Hampir tiga bulan ini Kiara makan. Jenis MPASI yang saya pilih adalah MPASI rumahan. Karenanya saya harus memasak setiap hari. Memasaknya sih mudah, tapi hampir setiap hari saya harus menyusun menu buat besoknya dan siap-siap kecewa kalau bahan yang diperlukan ternyata tidak ada. Belum kalau sedang memasak bubur, tiba-tiba Kiara bangun. Yang lebih membuat kesal, sudah pusing-pusing mikir menu dan capek-capek memasak, tahu-tahu Kiara tidak mau makan.

Namun semua itu tidak membuat saya menyerah dengan meletakkan peralatan memasak dan membiarkan tukang sayur lewat begitu saja. Apapun yang membuat Kiara mogok makan, betapapun merepotkannya memasak dan mengurus anak, saya tetap berpihak pada MPASI rumahan. MPASI rumahan memberikan banyak keuntungan. Dengan bahan-bahan alami, MPASI rumahan jauh lebih menyehatkan daripada MPASI instan. Selain itu, bahan-bahan untuk membuat MPASI rumahan juga bisa digunakan untuk memasak sehari-hari. Praktis dan ekonomis kan?

Dengan membuat MPASI rumahan, ibu juga bisa jadi lebih kreatif dan sensitif. Kreatif maksudnya pintar-pintar mengombinasikan berbagai bahan yang ada. Misalnya membuat pure jagung dengan bayam, bubur tepung beras merah dengan saus pepaya. Sensitif maksudnya peka melihat bahan-bahan makanan yang ada di sekitar. Asalkan aman untuk bayi, bahan-bahan yang biasa digunakan untuk masakan orang dewasa, juga bisa dikonsumsi bayi.

Kiara sendiri sampai saat ini sudah mencoba beragam jenis makanan. Buah-buahan, sayuran, daging-dagingan, pati, kacang-kacangan. Pada dasarnya, tidak ada makanan yang ditolak Kiara. Apa yang saya berikan dia makan. Hanya kadang-kadang Kiara keburu ngantuk ketika disuapi. Atau tidak enak badan, seperti saat sering pup dan tumbuh gigi. Tidak sampai sakit parah sih, namun keadaan seperti itu membuat Kiara tampak tidak berselera makan. Maunya menyusu saja. Saya berusaha untuk sabar dan ingat bahwa MPASI bukanlah makanan pokok bayi 6-12 bulan. ASI tetap yang utama. Jadi kalau Kiara tidak mau makan, walau saya agak kesal, ya harus terima.

Ngomong-ngomong, saya mencium adanya perbedaan faham antara dokternya Kiara dengan hasil browsing yang saya temukan. Di buku kesehatan Kiara tercantum bahwa MPASI awal adalah bubur susu. Susu di sini maksudnya adalah susu bubuk. Sementara hasil pencarian di internet, susu yang digunakan adalah ASIP. Atau bisa juga sufor kalau anaknya mengonsumsi sufor. Memang sih, ada beberapa aliran pemberian MPASI ini. Wied Harry, seorang pakar gizi, misalnya, merekomendasikan MPASI awal adalah buah. Sedangkan menurut WHO adalah serealia. Saya juga awalnya bingung menentukan yang mana, sampai akhirnya saya memutuskan untuk memberikan buah dan serealia sebagai MPASI awal Kiara. Diberikan secara bertahap, pastinya. Dan ketika mengolah bubur susu, saya menggunakan ASIP, bukan susu bubuk.

Sekalipun banyak resep MPASI yang saya salin, pada akhirnya saya mengarang sendiri makanan Kiara. Yang penting saya memberikan makanan bernutrisi kepada Kiara, yang diolah dengan tangan saya sendiri, dan selalu memperhatikan reaksi pada tubuh Kiara setelah melahap makanan yang saya buat. Karena bisa saja ada jenis makanan yang tidak cocok dengan tubuh Kiara.

Memasak makanan bayi memang seru dan penuh tantangan. Namun jangan bayangkan peralatan masak yang saya gunakan canggih-canggih. Saya tidak menggunakan slow cooker khusus untuk membuat bubur seperti yang digunakan emak-emak blogger. Saya hanya menggunakan panci kecil, centong kayu, pisau, talenan, saringan kawat, sendok, dan rice com yang bisa digunakan untuk membuat bubur dan mengukus.

Bagi saya, memberikan MPASI rumahan sama sederhananya dengan menyusui. Sebuah pasangan yang ideal, begitulah analoginya. Jadi kalau sampai saya memberikan MPASI instan buat Kiara, rasanya saya tidak telaten mengurus anak sendiri. Apalagi saya ibu rumahan. Ibu yang bekerja kantoran saja bisa mengolah MPASi rumahan, kenapa saya tidak?

6 komentar pada “Bertahan dengan MPASI Rumahan

  1. Ping-balik: Inilah Makanan Favorit Kiara | rie yanti

  2. Ping-balik: Puasa bersama Kiara | rie yanti

  3. Ping-balik: Kalau Kiara Naik Kereta Api | rie yanti

  4. Ping-balik: TIdur ala Kiara | rie yanti

  5. Ping-balik: Makanan Bayi Tak Cuma Bubur | rie yanti

  6. Ping-balik: 1000 Hari Pertama yang Penuh Kesan (Bag. 2) | rie yanti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.